Thursday, November 13, 2014

WASPADAI DIABETES AKIBAT KEGEMUKAN



            Diabetes adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang selalu tinggi. Diabetes terbagi setidaknya menjadi tiga jenis. Yaitu diabetes tipe I yang disebabkan tidak cukupnya pankreas memproduksi insulin; diabetes tipe II yang disebabkan oleh resistensi Insulin yang juga bisa disertai tidak cukupnya produksi insulin; serta diabetes gestasional ,yaitu diabetes yang terjadi saat hamil.


            Diabetes tipe I terjadi akibat kerusakan sel beta pulau langerhan pada pankreas yang bertanggung jawab memproduksi insulin, dimana penyebabnya bisa karena proses autoimun dan sebagian besar masih belum diketahui (idiopatik). Sementara diabetes gestasional terjadi saat hamil, pada wanita yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya. Diabetes tipe ini akan sembuh setelah wanita tersebut melahirkan. 


Pada artikel kali ini kita akan lebih terfokus pada diabetes tipe II. Diabetes tipe ini merupakan 90% dari seluruh kejadian diabetes. Faktor utama yang dipercaya menjadi penyebab adalah, berat badan berlebih terutama obesitas sentral, pola makan yang tidak sehat dan kurangnya olahraga. Dari hasil penelitian didapatkan, orang dengan obesitas atau Indek Masa Tubuh (IMT) lebih dari 30 ; 80 kali lebih mungkin untuk menderita diabetes dibandingkan dengan orang yang memiliki IMT kecil dari 22. (baca selengkapnya tentang cara menentukan IMT Anda di artikel Cara mudah mengukur berat badan ideal).

Fakta tentang Diabetes tipe II

Diabetes tipe II adalah keadaan kadar gula darah yang selalu tinggi (Hiperglikemia). Diabetes tipe II disebabkan oleh resistensi insulin yang dapat disertai tidak cukupnya produksi insulin. Yang dimaksud dengan resistensi insulin adalah keadaan dimana sel tubuh sudah tidak peka lagi terhadap insulin. Sementara insulin diketahui memiliki fungsi membantu agar glukosa didalam darah dapat masuk kedalam sel tubuh, untuk kemudian dimanfaatkan menghasilkan energi.

Diabetes merupakan penyakit yang menjadi pintu bagi penyakit lainnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol akan mengakibatkan berbagai komplikasi. Seperti penyakit jantung koroner, stroke serta penyakit ginjal. Biasanya kematian pada pasien diabetes diakibatkan akibat komplikasi jangka panjang ini.

Gejala seseorang menderita diabetes tipe II

Ada tiga tanda khas seseorang dapat dicurigai menderita diabetes yaitu;

  1. Sering merasa lapar (polyfagi) 
  2. Sering merasa haus (polydipsi) 
  3.  Sering buang air kecil (polyuri)

Ketiga gejala tersebut bisa disertai dengan gejala lain, seperti sering merasa letih dan penurunan berat badan. Gejala-gejala ini disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dikarenakan gula darah tersebut tidak dapat masuk kedalam sel. Sehingga tubuh selalu merasa “kelaparan” meskipun sudah banyak makan. Karena glukosa dalam darah tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, maka tubuh akan memecah cadangan lemak sebagai sumber energi alternatif. Sehingga orang dengan diabetes akan cendrung mengalami penurunan berat badan.

Kapan seseorang dikatakan menderita diabetes

            Untuk menentukan seseorang menderita diabetes selain dari ketisga gejala klasik diatas, juga diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena;

1.    Glukosa darah sewaktu

Yaitu pemeriksaan glukosa darah tanpa memperhatikan kapan waktu terakhir pasien makan.

2.    Glukosa darah puasa

Yaitu pemeriksaan glukosa darah setelah pasien puasa minimal 8 jam

3.    Tes toleransi glukosa oral (TTGO)

Yaitu pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah pasien diberikan 75 gram larutan glukosa khusus. Biasanya pemeriksaan dilakukan setelah memeriksa glukosa darah puasa

4.    HbA1C

HbA1C adalah molekul hemoglobin yang terikat dengan glukosa dalam darah. HbA1C dapat menggambarkan kadar glukosa dalam darah selama 3 bulan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes. Dikatakan normal jika kadarnya 4%-6%.

Dikatakan diabetes jika ditemukan :

Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dl atau
Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl atau
Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah pemberian 75 gr glukosa pada TTGO

Hubungan kegemukan dan diabetes

Para ahli telah meneliti, setidaknya ada beberapa mekanisme mengapa obesitas dapat memicu diabetes;

  1. Pada orang yang kegemukan, tubuh akan selalu terpapar dengan nutrisi yang berlimpah secara terus menerus. Keadaan ini akan memicu terjadinya stres pada membran sel khususnya pada endoplasmic reticulum (ER) .stres ini akan memicu sel mengirim sinyal kepada reseptor insulin agar tidak lagi merespon bila ada insulin yang akan memasukkan glukosa kedalam sel.
  2. Pada orang yang kegemukan , biasanya kadar glukosa juga akan terus menerus tinggi akibat pola makan yang salah. Kadar glukosa yang terus menerus tinggi ini akan memicu stres pada tubuh. Dikarenakan tubuh harus bekerja keras untuk menormalkan kadar glukosa. Kadar glukosa yang terus menerus tinggi juga memicu kadar insulin tetap tinggi. Sehingga akhirnya juga memicu resistensi sel terhadap insulin.
  3. Pada obesitas, khususnya obesitas sentral; sel lemak akan mengeluarkan suatu senyawa “pro-inflamasi” berupa molekul protein yang akan mengurangi sensitifitas sel tubuh.terhadap insulin. 

Setelah kita mengetahui fakta-fakta tentang kegemukan dan diabetes. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah mencegah sebelum terjadi. Tips sederhananya ;

1.    Mulailah mengontrol berat badan mulai saat ini
2.    Olahraga teratur, minimal 30 menit sehari, 5 kali dalam seminggu.
* penurunan 5% berat badan melalui olahraga yang teratur dapat menurunkan resiko menderita diabetes hingga 50%
3.    Jaga pola makan sehat, jaga gizi seimbang,perbanyak makan buah & sayur serta jauhi junk food.
* mengonsumsi minuman bersoda dapat meningkatkan resiko diabetes hingga 22% 

Untuk tips mengurangi berat badan, dapat dibaca di artikel diet sehatdengan ibadah puasa dan artikel tipsmengurangi perut buncit. Namun bila Anda sudah terlanjur menderita diabetes, ada baiknya konsultasikan secara teratur kepada dokter.

Semoga bermanfaat (dari berbagai sumber).

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar